Thursday, June 6, 2019

Dampak Antibiotik Terhadap Penyakit



Antibiotik di ketahui  salah satu senyawa kimia yang di hasilkan oleh mikroorganisme khususnya dihasilkan oleh fungi atau di hasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan masuk nya bakteri dan virus kedalam tubuh. banyak antibiotik di jual bebas di pasaran tepat nya di depot obat, apotik tanpa resep dokter. sebelum membahas lebih lengkap tentang antibiotik ada beberapa klasifikasi antibiotik beserta golongan nya. 

Ada beberapa klasifikasi dari golongan antibiotik :
1. Antibiotik penghambat sintetik dinding sel bakteri mencakup golongan (Penicilin, Polypeptide, dan Cephalosporin).

2. Antibiotik penghambat transkripsi dan replikasi mencakup golongan (Quinolone).

3. Antibiotik penghambat sintesis protein mencakup golongan (Macrolide, Aminoglocyside, dan Tetracycline).

4. Antibiotik penghambat fungsi membran sel mencakup golongan (Ionomycin dan Valinomycin).

5. Antibiotik penghambat fungsi sel lain nya mencakup golongan (Sulfa atau Sulfonamida).

Dari beberapa klasifikasi di atas merupakan golongan antibiotik yang sering di gunakan oleh banyak manusia. padahal antibiotik sendiri tidak dapat digunakan sembarangan tanpa tau fungsi nya karena dapat menyebabkan Resisten terhadap tubuh sendiri. 
banyak antiobiotik yang di gunakan tanpa resep dokter untuk pengeobatan sendiri dan di jual bebas di apotik sehingga dengan gampang di temukan. 

Sebelum mengunakan antibiotik pastikan dahulu penyakit yang anda deritakan disebabkan oleh faktor infeksi bakteri atau parasit lain nya. sehingga dapat dimusnahkan dengan menggunakan antibiotik. jika infeksi di sebabkan oleh virus, maka mengomsumsi antibiotik bukan langkah yang salah dan tidak efektif malah akan merugikan tubuh sendiri. 

Salah satu contoh kasus pasien laki-laki usia 23 tahun dengan keluhan demam sudah 3 hari, di sertai dengan badan terasa ngilu dan sakit kepala dari hasil pemeriksaan fisik suhu badan 38°C. apakah dokter memberikan antibiotik kepada pasien? 

Jawaban tidak. karena demam serta badan pasien terasa ngilu dokter hanya memberikan obat analgetik yaitu Ibuprofen. dimana ini merupakan obat anti sakit yang dapat meredakan dari ngilu di badan pasien. ibuprofen juga merupakan antipiretik selain paracetamol penurun panas. terkecuali pasien mengalami keluhan demam sudah 7-14 hari dan di sertai batuk pilek, sakit kepala. maka akan di berikan antibiotik untuk menurunkan demam nya yang sudah 7 hari. demam yang sudah lewat dari 1 minggu merupakan demam terinfeksi bakteri. sehingga kita harus memberinya antibiotik. seperti diketahui juga demam merupakan salah satu bentuk sel dalam tubuh yang sedang melawan mikroorganisme yang masuk kedalam tubuh. sehingga menyebabkan antibodi menurun dan melemah. 

Selain menentukan antibiotik mana yang cocok untuk di konsumsi, dokter juga harus mengetahui dosis serta frekuensi yang sesuai dengan kondisi dari penyakit pasien. menggunakan antibiotik dari berbagai jenis golongan jika tidak tau dosis maka akan menyebabkan resistensi . resistensi berarti bakteri tersebut beradaptasi dan berubah menjadi kebal. tiap penggunaan antibiotik memliki efek samping sendiri dari yang ringan sampai ke berat. beberapa efek samping dari nya terdiri dari :

1. Mual dan Muntah.
2. Diare.
3. Serta Alergi (ruam pada kulit, pembengkakan pada wajah serta sulit bernafas yang umum sering terjadi Anafilaksis)

Dengan anjuran dan petunjuk dokter maka gunakan antibiotik yang aman tanpa menimbulkan efek samping apapun di kemudian hari. 

#PSM

Monday, May 27, 2019

Mengenal 2 jenis kriteria pada Sinusitis





Sinusitis atau di sebut juga dengan peradangan atau infeksi pada dinding sinus yang berongga kecil. dimana rongga hidung berisi udara. bagian sinus yang harus di ketahui ada beberapa bagian :
1. sinus terletak di bagian belakang tulang dahi (Frontalis Sinus)
2. sinus terletak di bagian belakang mata (Ethmoidalis sinus)
3. sinus terletak di bagian sisi hidung (Sphenoidalis sinus)
4. sinus terletak di bagian area wajah (Maxillaris sinus)

Sinus menghasilkan lendir atau mukus yang berfungsi untuk menyaring dan membersihkan bakteri atau partikel lain dalam udara yang dihirup. dan juga dapat mengendalikan udara yang masuk ke dalam paru-paru.
ada beberapa jenis sinusitis menurut gejala nya :
1. sinusitis akut yang berlangsung selama < 4 minggu.
2. sinusitis kronik yang berlangsung selama > 4-12 minggu.
3. sinusitis kambuhan yang terjadi 3kali dalam setahun.

Penyebab utama dari sinusitis sendiri adalah infeksi kuman pada mukosa sinus tersebut sehingga menjadi lendir. dan gejala nya seperti pilek tak kunjung sembuh dan hidung terasa tersumbat.
selain dari pemicu infeksi kuman, sinusitis juga dapat terjadi karena kondisi medis tertentu. seperti :
polip hidung , Rhinitis alergi atau asma, kondisi lain seperti melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Gejala sinusitis pada kedua bagian tersebut sedikit berbeda antara lainnya.
pada sinusitis akut gejala yang di alami oleh pasien seperti :
1. hidung tersumbat.
2. nyeri di muka.
3. ingus purulen.
4. post nasal drips (ingus ketelan).

Sedangkan pada sinusitis kronik gejala yang di alami oleh pasien seperti :
1. sinobronkitis.
2. bronkietasis.
3. serangan asma meningkat.
4. sumbatan kronik tuba (gangguan telinga).
5. nyeri kepala kronik.

Diganosa yang di lakukan pertama kali adalah anamnesa pada pasien. dan pemeriksaan fisik yang tentu nya paling utama di lihat pada bagian hidung dan gejala seperti pilek dan hidung tersumbat. jika kemungkinan muncul dugaan sinusitis kronik maka dokter akan merujuk pasien ke spesialis THT (telinga, hidung , tenggorokan) untuk mendektesi penyebab terjadi nya sinusitis.

Terapi yang di berikan oleh dokter pada pasien sinusitis akut adalah dengan pemberian :
1. Dekongestan (Lokal , Sistemik) untuk meredakan lendir pada hidung dan tidak terjadi nya penyumbatan pada saat bernafas.
2. Antibiotik diberikan untuk infeksi kuman atau virus.

Terapi yang diberikan pada pasien sinusitis kronik berbeda dengan penderita sinusitis akut :
1. Antibiotik tetap di berikan dan jangka untuk di konsumsi selama 4-8 minggu.
2. Dekongesta diberikan oleh dokter dan di semprotkan ke hidung sesuai anjuran dokter.
3. dan Operasi caldwell jika kondisi sudah semakin memburuk.

#PSM.

Monday, April 29, 2019

Cardiac Arrest vs Heart Attack

How Are They Different?



Cardiac arrest atau disebut juga dengan henti jantung yang sangat memerlukan tindakan segera oleh tim dokter atau tim medis lain nya. Hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba akan menyebabkan berhentinya aliran darah ke semua organ sehingga kondisi perfusi dan metabolisme dari organ yang mendukung fungsi masing-masing akan juga hilang. Kerusakan yang bersifat irreversible dapat terjadi apabila tidak dilakukan usaha resusitasi dalam beberapa menit untuk mengembalikan fungsi organ seperti otak dan jantung. 

Cardiac arrest dapat terjadi dimana saja dan dapat menyerang siapa saja. Penyebab paling sering dari henti jantung adalah adanya gangguan fungsi dan anatomi dari organ jantung namun beberapa kondisi non-cardiac dapat menyebabkan terjadinya henti jantung seperti hypoxemia, gangguan keseimbangan asam-basa, gangguan kalium, calcium, dan magnesium, hipovolemia, adverse drug effects, pericardial tamponade, tension pneumothorax, pulmonary embolus, hypotermia, infark miokard. 

Beberapa kondisi yang disebut sebagai Henti jantung tidak terbata pada gambaran EKG berupa asistol tetapi juga meliputi ventricular fibrillation (VF), ventricular tachycardia (VT), atau pulseless electrical activity (PEA) yang kesemuanya memberikan gambaran klinis berupa tidak terabanya denyut/pulsasi arteri perifer besar (carotis, radial atau femoral) yang menyertai hilangnya kesadaran. 

Penanganan pada kasus cardiac arrest dapat dilakukan RJP (resusitasi jantung paru) yang dapat dilakukan oleh tim medis seperti dokter bahkan orang awam juga dapat melakukan nya jika sudah mengikuti/belajar tentang ALS (advanced life support) . RJP disini adalah dimana kita akan menentukan ABC (airway, breathing, circulation) serta mempersiapkan penatalaksanaan kondisi pasca resusitasi. cardiac arrest sering di jumpain pada  pasien dengan gangguan masalah jantung sebelumnya seperti aritmia, penyakit jantung kongesif. Penilaian ulang RJP harus dinilai segera setelah dilakukan shock tanpa harus istirahat untuk memeriksa pulse atau ritme dan harus dilanjutkan sampai lima siklus (atau kira kira 2 menit bila pasien terintubasi) sebelum ritme dinilai ulang.

Jika denyut jantung kembali normal maka tindakan selanjutnya adalah dengan memberikan Obat obat yang dipakai pada keadaan hemodinamik tak stabil, iskemia atau infark miokard dan aritmia. obat yang paling sering di berikan oleh dokter adalah Epinefrine, yang mana masih merupakan terapi farmakologik utama pada kasus cardiac arrest, Efek vasokonstriksi alpha-adrenergik pembuluh non-cerebral dan non-coroner menimbulkan kompensasi darah ke otak dan jantung. Dosis tinggi tidak dianjurkan karena dapat ikut menimbulkan disfungsi miokard. Dosis tinggi di indikasikan pada overdosis beta-blockers atau Ca-channel blockers. Dosis yang dianjurkan adalah 1.0 mg IV, ulangi tiap 3-5 menit, atau pemberian infus 1- 4mikro/menit. 

Heart attack atau disebut juga dengan istilah serangan jantung merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koroner sehingga kebutuhan oksigen miokard tidak ada seimbang dengan suplai oksigen yang masuk lewat arteri koronoria yang menyempit. 

Heart attack disebabkan oleh penumpukan plak atau lemak pada arteri yang sering disebut dengan ateroskelerosis. faktor penyebabnya adalah kadar kolestrol dan trigliserida yang tinggi, merokok , obesitas serta kurang nya olahraga. heart attack biasanya dirasakan pada pasien dengan gejala seperti nyeri dada yang khas. 

Apa saja tes yang dapat dilakukan untuk cek serangan jantung atau heart attack , seperti di lakukan pemeriksaan EKG (Elektrocardiogram), tes darah untuk dilihat kadar kolestrol dan trigliserida dan coronary angiography. 

Bagaimana cara mencengah agar terhindar dari heart attack ?
1. Life style yang sehat . 
2. berhenti merokok.
3. rajin berolahraga.
4. sering melakukan medical check-up.
5. kontrol gula darah.
6. diet sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak serta rendah kolestrol. 
7. hindari minum alkohol berlebihan. 

KESIMPULAN :

Perbedaan Cardia  Arrest dan Heart Attack adalah :

Cardiac arrest hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba akan menyebabkan berhentinya aliran darah ke semua organ terutama ke otak. cardiac arrest dapat di bantu dengan tindakan cepat seperti RJP selama 3-5 menit dan dapat dilakukan tindakan dcShock.
Sedangkan  Heart Attack adalah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner akibat pengumpulan plak (ateroskelerosis) atau lemak sehingga darah tidak dapat mengalir dengan sempurna ke jantung. sehingga dapat menyebabkan penderita mengalami sesak dada yang khas. dan penyebab nya adalah kadar kolestrol dan trigliserida yang tinggi. 

#PSM~

Dampak Antibiotik Terhadap Penyakit

Antibiotik di ketahui  salah satu senyawa kimia yang di hasilkan oleh mikroorganisme khususnya dihasilkan oleh fungi atau di hasilka...