Monday, April 29, 2019

Cardiac Arrest vs Heart Attack

How Are They Different?



Cardiac arrest atau disebut juga dengan henti jantung yang sangat memerlukan tindakan segera oleh tim dokter atau tim medis lain nya. Hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba akan menyebabkan berhentinya aliran darah ke semua organ sehingga kondisi perfusi dan metabolisme dari organ yang mendukung fungsi masing-masing akan juga hilang. Kerusakan yang bersifat irreversible dapat terjadi apabila tidak dilakukan usaha resusitasi dalam beberapa menit untuk mengembalikan fungsi organ seperti otak dan jantung. 

Cardiac arrest dapat terjadi dimana saja dan dapat menyerang siapa saja. Penyebab paling sering dari henti jantung adalah adanya gangguan fungsi dan anatomi dari organ jantung namun beberapa kondisi non-cardiac dapat menyebabkan terjadinya henti jantung seperti hypoxemia, gangguan keseimbangan asam-basa, gangguan kalium, calcium, dan magnesium, hipovolemia, adverse drug effects, pericardial tamponade, tension pneumothorax, pulmonary embolus, hypotermia, infark miokard. 

Beberapa kondisi yang disebut sebagai Henti jantung tidak terbata pada gambaran EKG berupa asistol tetapi juga meliputi ventricular fibrillation (VF), ventricular tachycardia (VT), atau pulseless electrical activity (PEA) yang kesemuanya memberikan gambaran klinis berupa tidak terabanya denyut/pulsasi arteri perifer besar (carotis, radial atau femoral) yang menyertai hilangnya kesadaran. 

Penanganan pada kasus cardiac arrest dapat dilakukan RJP (resusitasi jantung paru) yang dapat dilakukan oleh tim medis seperti dokter bahkan orang awam juga dapat melakukan nya jika sudah mengikuti/belajar tentang ALS (advanced life support) . RJP disini adalah dimana kita akan menentukan ABC (airway, breathing, circulation) serta mempersiapkan penatalaksanaan kondisi pasca resusitasi. cardiac arrest sering di jumpain pada  pasien dengan gangguan masalah jantung sebelumnya seperti aritmia, penyakit jantung kongesif. Penilaian ulang RJP harus dinilai segera setelah dilakukan shock tanpa harus istirahat untuk memeriksa pulse atau ritme dan harus dilanjutkan sampai lima siklus (atau kira kira 2 menit bila pasien terintubasi) sebelum ritme dinilai ulang.

Jika denyut jantung kembali normal maka tindakan selanjutnya adalah dengan memberikan Obat obat yang dipakai pada keadaan hemodinamik tak stabil, iskemia atau infark miokard dan aritmia. obat yang paling sering di berikan oleh dokter adalah Epinefrine, yang mana masih merupakan terapi farmakologik utama pada kasus cardiac arrest, Efek vasokonstriksi alpha-adrenergik pembuluh non-cerebral dan non-coroner menimbulkan kompensasi darah ke otak dan jantung. Dosis tinggi tidak dianjurkan karena dapat ikut menimbulkan disfungsi miokard. Dosis tinggi di indikasikan pada overdosis beta-blockers atau Ca-channel blockers. Dosis yang dianjurkan adalah 1.0 mg IV, ulangi tiap 3-5 menit, atau pemberian infus 1- 4mikro/menit. 

Heart attack atau disebut juga dengan istilah serangan jantung merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan arteri koroner sehingga kebutuhan oksigen miokard tidak ada seimbang dengan suplai oksigen yang masuk lewat arteri koronoria yang menyempit. 

Heart attack disebabkan oleh penumpukan plak atau lemak pada arteri yang sering disebut dengan ateroskelerosis. faktor penyebabnya adalah kadar kolestrol dan trigliserida yang tinggi, merokok , obesitas serta kurang nya olahraga. heart attack biasanya dirasakan pada pasien dengan gejala seperti nyeri dada yang khas. 

Apa saja tes yang dapat dilakukan untuk cek serangan jantung atau heart attack , seperti di lakukan pemeriksaan EKG (Elektrocardiogram), tes darah untuk dilihat kadar kolestrol dan trigliserida dan coronary angiography. 

Bagaimana cara mencengah agar terhindar dari heart attack ?
1. Life style yang sehat . 
2. berhenti merokok.
3. rajin berolahraga.
4. sering melakukan medical check-up.
5. kontrol gula darah.
6. diet sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak serta rendah kolestrol. 
7. hindari minum alkohol berlebihan. 

KESIMPULAN :

Perbedaan Cardia  Arrest dan Heart Attack adalah :

Cardiac arrest hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba akan menyebabkan berhentinya aliran darah ke semua organ terutama ke otak. cardiac arrest dapat di bantu dengan tindakan cepat seperti RJP selama 3-5 menit dan dapat dilakukan tindakan dcShock.
Sedangkan  Heart Attack adalah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner akibat pengumpulan plak (ateroskelerosis) atau lemak sehingga darah tidak dapat mengalir dengan sempurna ke jantung. sehingga dapat menyebabkan penderita mengalami sesak dada yang khas. dan penyebab nya adalah kadar kolestrol dan trigliserida yang tinggi. 

#PSM~

No comments:

Post a Comment

Dampak Antibiotik Terhadap Penyakit

Antibiotik di ketahui  salah satu senyawa kimia yang di hasilkan oleh mikroorganisme khususnya dihasilkan oleh fungi atau di hasilka...